Selamat Belajar Anak Sholih/Sholihah

Kamis, 24 Agustus 2023

Kesimpulan Rabu 23 Agustus 2023

 Pertempuran Ambarawa

Pada tanggal 20 Oktober 1945, tentara Sekutu di bawah pimpinan Brigadir Bethell mendarat di Semarang dengan maksud mengurus tawanan perang.

Kedatangan Sekutu ini diboncengi oleh Netherlands Indies Civil Administration (NICA). Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut justru dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia.

Pada tanggal 26 Oktober 1945 di kota Magelang terjadi pertempuran antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan pasukan gabungan Inggris dan NICA. Insiden tersebut terhenti setelah Soekarno dan Brigadir Bethell melakukan perundingan dan memperoleh kata sepakat.

Namun, ternyata pihak Sekutu mengingkari janji. Pada tanggal 12 Desember 1945, pertempuran berkobar di Ambarawa. Kolonel Soedirman langsung memimpin pasukannya yang menggunakan taktik gelar supit urang, atau pengepungan rangkap dari kedua sisi, sehingga musuh benar-benar terkurung.

Setelah bertempur selama 4 hari, pada tanggal 15 Desember 1945 pertempuran berakhir. Indonesia berhasil merebut Ambarawa dan Sekutu dibuat mundur.

Kemenangan ini diperoleh berkat kerja sama dari seluruh rakyat di Ambarawa. Kemenangan pertempuran ini kini diabadikan dengan didirikannya “Monumen Palagan Ambarawa” dan diperingati sebagai hari Jadi TNI Angkatan Darat atau Hari Juang Kartika.

Pertempuran Ambarawa merupakan salah satu pertempuran yang sangat bersejarah dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Tentunya pertempuran tersebut memiliki makna sejarah bagi seluruh rakyat Indonesia.

1. Kamuflase
Hewan ini menyesuaikan diri dengan kondisi tempat yang sesuai dengan tubuhnya, misalnya belalang daun dan belalang sembah. Belalang sering hinggap pada daun untuk menyesuaikan warna dan bentuk tubuhnya.

2. Mimikri
Bunglon menyesuaikan diri dengan mengubah warna kulitnya sesuai dengan tempatnya berada. Misalnya ketika bunglon berada di batang kayu, warna kulitnya berubah dari hijau menjadi kecokelatan dan kehitaman atau sebaliknya. Perubahan warna ini membuat bunglon mampu membaur dengan lingkungan.

3. Autotomi (Melepas Bagian Tubuh)
Untuk melindungi dirinya, cecak dan kadal melepaskan ekornya. Cara ini disebut autotomi. Ekor yang telah putus akan tumbuh lagi seperti semula.

4. Menggulungkan Diri
Trenggiling melakukan penyesuaian diri dengan menggulungkan tubuhnya membentuk spiral. Cara ini dilakukan untuk melindungi diri dari serangan musuh. Contoh hewan lain yang menggulungkan diri adalah lipan.

5. Menyemprotkan Cairan
Cumi-cumi akan melindungi diri dari mangsanya dengan cara mengeluarkan cairan atau tinta hitam jika ia dalam bahaya.Tinta ini akan mengagetkan si pemangsa dan mengalihkan perhatianya. Hal ini bisa kita lihat ketika kita membeli cumi-cumi di pasar. Disana akan terlihat bekas tinta hitam yang menempel pada tubuhnya

6. Bau Menyengat
Walang sangit melindungi dirinya dari musuh dengan mengeluarkan bau busuk dari tubuhnya, yang berguna menghalau pemangsa dan memberi peringatan pada walang sangit sekitarnya.

7. Menggunakan Cangkang
Siput melindungi diri dari musuhnya denga cara menggunakan cangkangnya. Siput memiliki cangkang yang berguna untuk melindungi dirinya dari serangan predator.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Materi Ajar Kelas 5 (Jumat 22 November 2024)

Hari / Tanggal : Jumat / 22 November 2024 Fase / Kelas : C / 5 Mata Pelajaran : IPAS  Media pembelajaran : video ...

Postingan Populer